Pertama Agama Islam menyebar
luas di daerah lengkong dibawa oleh Ayahanda dari Kiyai Tubagus Nurkiman.
Beliau berasal dari daerah Banten dan orang yang pertamakali membuka lahan
menjadi pemukiman di daerah lengkong adalah Ayahanda dari Kiyai Tubagus
Nurkiman dan setelah adanya pemukiman beliau mendirikan sebuah pondok pesantren
di daerah Depok Lengkong sebrang Ciwadori dan disana beliau membuat sebuah jam
yang terbuat dari batu (Istiwa) sebagai rujukan waktu sholat. Setelah pondok
pesantren itu telah berdiri cukup lama dan mempunyai banyak santri, oleh sebab
itu, beliau menyuruh anaknya yaitu Kiyai Tubagus Nurkiman untuk menuntut ilmu
agama islam lebih dalam lagi ke daerah Surabaya. Singkat cerita, setelah kepergian
Kiyai Tubagus Nurkiman ke Surabaya ternyata Ayahandanya jatuh sakit. Beliau
meminta santrinya untuk memberikan kabar kepada Kiyai Tubagus Nurkiman untuk
pulang dahulu menenui dirinya yang sedang sakit, maka pulanglah Kiyai Tubagus
Nurkiman dari pondok pesantren yang ada di Surabaya itu. Namun, karena
perjalanannya yang cukup jauh, sesampainya beliau di pondok pesantren Depok
Lengkong ternyata Ayahandanya telah meninggal dunia. Maka beliaulah yang
menjadi penerus dari pondok pesantren itu.